Merayakan Lebaran Di Tengah Pandemi

    Tak pernah sedikitpun kita akan membayangkan hidup dalam keadaan seperti ini. Apalagi merayakan hari Lebaran di tengah-tengah pandemi karena virus Covid 19. Pasti rasanya lain sekali.
    Biasanya aku mudik ke Solo untuk merayakan lebaran. Berkumpul dengan keluarga besarku dan juga keluarga besar suami. Sibuk berhalal bihalal sampai lebaran ke empat, ziarah, wisata keluarga, kuliner dan juga reunian dengan teman-teman sekolah dan kuliah. Sampai tak terasa waktu libur habis dan harus kembali kerja lagi. Meskipun uang habis tapi rasanya bahagia bisa berkumpul bersama keluarga besar. Memang mudik itu seperti perjalanan liburan tahunan sebenarnya. Mudik merupakan kesempatan untuk bisa mengecharge seluruh energi yang sudah dihabiskan selama setahun. Setelahnya aku bisa  menjadi lebih segar untuk kembali sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sosialku lainnya. Intinya buatku mudik itu refreshing yang sebenarnya.
    Namun, apa daya ternyata situasi tahun ini jauh dari kata aman untuk mengadakan perjalanan. Social dan physical distancing diberlakukan dimana-mana, bahkan beribadah dan juga pekerjaanpun harus dilakukan di rumah. Tak ada ruang untuk bisa berkumpul bersama keluarga besar dikampung. So sad but we have to face it.
   Untungnya sekarang sudah ada teknologi modern yang memungkinkan kita bisa video call dan juga teleconference  dengan banyak orang meskipun berjauhan. Itulah yang tadi kami lakukan sehabis sholat Iedul Fitri. Kami yang orang Jawa tadi pagi melaksanakan 'ujung' virtual dengan Kakung, Uti , kakak-kakak iparku, adik-adik, dan keponakan-keponakan. Not the same of course, tapi sangat membantu. Sayang aku lupa tidak mengambil foto tadi.
    Apa yang kami hadapi belum ada seujung kukunya dengan pengorbanan yang dilakukan oleh para tenaga medis. Mereka bahkan sudah lama tidak bisa hidup normal. Mereka tidak bisa berkumpul dengan keluarga kecil mereka karena harus menyelamatkan korban pandemi ini. Jadi sudah sepatutnya aku banyak bersyukur bahwa aku masih bisa setidaknya hidup lebih normal dibanding para pahlawan kesehatan itu.
    Sampai hari ini jumlah terpapar Corona ada 22.271 orang, dengan total peningkatan jumlah hari ini 526 orang terpapar. Dengan kurva yang terus naik hal yang terbaik yang bisa kami lakukan sebagai rakyat adalah dengan tetap tinggal di rumah dan menjaga kesehatan dengan baik. Dengan satu harapan semoga wabah ini segera berakhir dan kami bisa berkumpul kembali bersama orang-orang yang kami cintai yang jauh di kampung sana.

    Terakhir kami ucapkan: Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Taqabballahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin. Far in distance, close at heart. Jauh di mata, dekat di hati. 


Tangerang, 1 Syawal 1441 H
Siti Halimah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO