SANG PENULIS 500 ARTIKEL: H. ENCON RAHMAN

 

Sesi ke-9 Belajar Menulis Gelombang 16

Host: Wijaya Kusumah (Om Jay)

Moderator: Ibu Siti Fatimah, S.Si

Narasumber: Bp H. Encon Rahman


Malam ini saya seperti dihipnotis oleh voicenote dari Bp Narasumber. Mendengarkan paparan beliau serasa dibacakan dongeng yang indah tentang seorang penulis yang mampu berkiprah sampai menembus berbagai macam koran dan tabloid. Prestasi idaman para penulis pemula seperti saya. Benar-benar mantap narasumber malam ini.

Bp H. Encon Rahman, itulah nama lengkap narasumber sesi 9 malam ini. Beliau berasal dari Majalengka. Beliau adalah guru berprestasi tingkat nasional dan juga guru penerima penghargaan dari Thailand di tahun 2017. Selain itu beliau adalah seorang penulis. 

Penulis yang suka sekali membaca koran sejak kecil ini, ternyata sudah mempunyai bakat menulis sejak  di SMP.  Tulisannya biasanya dinikmati teman-temannya di mading sekolahnya.

Lulus SMP beliau melanjutkan pendidikan ke SPG. Kemampuan menulisnya mulai berkembang karena di SPG ini beliau mendapat pelajaran tentang tehnik menulis di koran dan majalah meskipun masih sederhana. Beliau masih aktif menulis di mading SPG. Tulisannya berupa sajak, cerpen, dan juga artikel. Beliau merasa senang karena tulisan-tulisannya banyak dibaca dan dikomentari oleh teman-temannya dan itu membuat beliau semakin bersemangat menulis. Bakat ini ditangkap oleh seorang gurunya yang bernama Pak H. Entis. Beliau kemudian memotivasi Bp H.Encon Rahman muda untuk mulai mengirimkan karyanya ke koran atau tabloid.  Beliau kemudian mempunyai keberanian untuk  menulis pertama kali di tabloid Mitra Desa. Tabloid lokal ini adalah sebuah tabloid yang merupakan anak cabang dari Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung.

Penulis serba bisa ini mengirim kartun untuk pertama kalinya ke tabloid tersebut. Kenapa memilih kartun? Karena beliau ingin mencoba yang ringan-ringan dahulu untuk dikirim. Setelah itu beliau mulai  mengirim humor. Kartun dan tulisan humornya mulai diterbitkan oleh tabloid Mitra Desa. Beliau mulai merasakan nikmatnya mendapat honor dari menulis. Honor yang diterimanya  dikirim via wesel ke alamat sekolah. Beliau senang karena dengan uang tersebut beliau bisa mentraktir teman-temannya makan bakso atau makan bala-bala di kantin sekolahnya. Setelah itu beliau mulai mengirim cerpen dan sajak. Tulisan-tulisannya  semakin rutin mengisi halaman-halaman tabloid Mitra Desa. Setelah itu beliau mulai menapakkan tulisan-tulisannya ke Harian Umum Pikiran Rakyat.

Lulus dari SPG beliau berniat melanjutkan kuliah ke Bandung untuk mengikuti  tes masuk perguruan tinggi negeri ‘SIPENMARU’ waktu itu. Beliau berangkat ke Bandung menggunakan uang hasil menulisnya selama ini. Namun beliau gagal di Sipenmaru dan memilih untuk berkuliah di Universitas Pasundan Bandung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Untuk biaya kuliah dan biaya hidup di Bandung beliau mengandalkan uang dari honor tulisan-tulisannya. Beliau juga membantu teman-temannya mengetik makalah untuk mendapatkan tambahan uang. Sampai suatu hari beliau membutuhkan uang yang banyak, sehingga berpikir apa yang bisa menghasilkan uang banyak. Beliau memilih mengirimkan cerita anak ke Harian Umum Pikiran Rakyat. Alhamdulillah diterima dengan honor yang besar pula.  Suatu hal yang amat disyukurinya.

Kemudian beliau mulai merambah ke koran lain yaitu Harian Bandung Pos , tabloid Hikmah dan juga tabloid Galura. Sampai saat ini beliau sudah mengahsilkan 150 kartun dan 500 artikel yang diterbitkan oleh berbagai koran dan tabloid. Jumlah yang sangat fantastis. Dan beliau rajin mengkliping semua kartun, humor, cerpen, cerbung dan berbagai tulisan beliau lainnya yang pernah dimuat di koran dan tabloid. 

Beliau memberikan saran ketika kita bisa menulis, kita harus terus melanjutkan dan juga mengembangkan kemampuan tersebut. Beliau mengingatkan kepada para penulis pemula yang ingin karyanya terbit di koran atau tabloid dan menghasilkan uang dari situ, sebaiknya memulai dengan koran atau tabloid lokal dulu agar mempunyai kesempatan yang besar untuk dimuat. Selain itu untuk menjaga mental menulis agar tidak cepat jatuh karena ditolak terus oleh koran besar,sehingga motivasi menulis akan selalu terjaga.

Selain itu kita juga harus sering -sering membaca koran. Cari tahu apa yang sedang tren saat ini. Kemudian bicarakan sisi lain dari sebuah tema. Tetaplah menulis walaupun karya kita tidak dimuat. Menulislah terus dan kirimkan lagi dan lagi. Jangan menunggu satu karya dimuat dulu baru menulis yang lain, tapi teruslah menulis dan teruslah mengirim sampai karya kita diterima oleh koran atau tabloid tersebut.

Kemudian agar kita termotivasi menulis, sebaiknya kita bergabung dengan komunitas-komunitas menulis agar terus bisa belajar dan juga berkarya. Kita juga harus mempunyai mental yang kuat seandainya tulisan kita ditolak oleh koran. Lakukan intropeksi kenapa tulisan kita ditolak oleh koran atau tabloid. Cek judulnya, apakah sudah sesuai dengan harapan medianya? Cek juga temanya, apakah sudah mewakili sebagian besar pembaca koran tersebut?.  Terakhir cek  idenya, apakah ide yang anda tulis original atau sudah lebih dahulu ditulis orang lain?

Beliau juga memberikan beberapa trik agar berhasil menulis di koran atau tabloid, yaitu: jangan lupa untuk membuat kliping karya orang lain. Dari kliping tersebut kita akan mengetahui bahwa tema tiap waktu dalam setahun itu sama. Misalnya adalah bulan Agustus, tema yang ditulis orang adalah biasanya adalah tema kemerdekaan. Kumpulkan tema-tema tersebut, kemudian baca dan pelajari baik-baik.  Tulis kembali dengan kata-kata dan pikiran kita sendiri tentang tema tersebut, kemudian kita bisa mengirimnya. Tips ini akan membuat kita bisa mengetahui sudut pandang  penulis lain

Trik selanjutnya adalah amati hal-hal yang biasa dimuat di koran atau tabloid tersebut. Amati  selama beberapa saat agar kita bisa menemukan hal spesifik apa dan seperti apa yang ada dalam koran tersebut. Untuk koran kita bisa mengamati selama satu minggu koran tersebut terbit. Untuk tabloid amati 4 atau 5 kali tabloid tersebut terbit . Amati sampai anda menemukan gaya dan aturan koran tersebut dalam menyampaikan berita. Kemudian tulis karya anda sesuai gaya dan aturan koran tersebut dan kirimkan.

Hal penting lainnya adalah bahwa kunci utama menulis di koran atau tabloid itu adalah menguasai teknik dasarnya. Hal tersebut bisa dipelajari oleh semua orang. Tinggal bagaimana kita mengasah dan menekuninya. Insyaallah akan berhasil.

Adapun untuk menulis artikel di koran: pertama kita harus menguasai cara menulis judul. Kedua, kita juga harus bisa menulis introduction atau pembuka dengan baik. Ketiga,  kita harus bisa memaparkan pembahasan masalah dengan jelas dan rinci. Keempat, kita juga harus bisa menutup artikel kita dengan cantik. Dan untuk itu semua kita butuh mentor untuk berlatih agar bisa menguasai cara-cara menulis artikel dengan lebih baik.

Kebetulan Bp H. Encom Rahman membuka kelas bimbingan menulis artikel di koran dan tabloid. Beberapa murid beliau dikelas ini tulisannya sudah berhasil menembus koran dan majalah. Jika anda tertarik anda bisa mengikuti kelas beliau. Jangan khawatir biayanya sangat terjangkau. Kelas beliau sekarang sudah memasuki angkatan keempat.

Bisa menulis artikel yang dimuat di koran atau majalah sangat penting, apalagi jika kita PNS.  Kita akan memperoleh beberapa keuntungan dengan bisa menulis di koran . Selain dapat honor, menulis di koran akanmenghasilkan angka kredit tersendiri. Kita bisa lebih mudah naik pangkat.

Menutup sesi malam ini beliau memberi motivasi yang sungguh luar biasa. Beliau menyarankan kita yang muslim untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum menulis dan meniatkan menulis sebagai  ibadah dan amal jariyah bagi orang lain. Insyaallah akan berkah dan selalu diridhai Allah. Amin.

Komentar

  1. Bagus resume nya bu, gk bs ngasih kritik krna sy jg belajar. Sy cuma bs mengapresiasi dan terus semngat menulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dikunjungi juga udah terima kasih banyak Pak. Semangat dan sukses selalu untuk Pak Didi...

      Hapus
  2. Mantap resumenya bu....
    Semangat....

    BalasHapus
  3. Mantap resumenya bu....
    Semangat....

    BalasHapus
  4. Uraian bagus bu Halimah.
    Mantapppp....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak Made, terima kasih banyak pak. Salam sukses selalu Pak...

      Hapus
  5. Lengkap nian resumenya bu, mari semanagat terus...
    Ditunggu mampir di rumahku yah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak Ibu. Tunggu ya Ibu nanti saya mampir... Semangat Ibu, berkat Ibu n teman-teman.. terima kasih

      Hapus
  6. Resume yang lengkap dan uraiannya detail. Tetap semangat bu Halimah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you Bu Min... masih hrs banyak belajar. Masih kaku2 tulisannya.

      Hapus
  7. Oaket lebgkap...resimenya sangat bagus

    BalasHapus
  8. Ijin saran ya bu, baiknya BP ditulis lengkap saja atau jika ada nama akrab boleh seperti Kang Encon atau Pak Encon, 🙏 hampura

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh baik Pak, terima kasih banyak, masukan yang sangat bagus ... Terima kasih...

      Hapus
  9. Resum yang bagus dan lengkap. Salam sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak Ibu...Salam sukses juga untuk Ibu

      Hapus
  10. Semangat terusbu, sambil lirik yang typo...so far...so good

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap Pak Christ untuk masukannya,Terima kasih banyak...

      Hapus
  11. Resumenya bagus, mantab buk Halimah ....

    BalasHapus
  12. Resumenya mantap. Tinggal perbaikan minor pada penulisan kata Bp. Menurut saya akan lebih Enak dibaca kalau ditulis lengkap 'Bapak'. Tabik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. SiaaapPak Mo, terima kasih banyak masukannya. Sukaa Pak Mo sudi mampir. Makasih dan sukses selalu ya Pak...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO