-

 Senin, 29 Juli 2024 

Beberapa hari ini perasaanku tidak terlalu nyaman. Ada hal yang mengganggu pikiranku. Tidak hanya mengganggu, bahkan membuatku sedih. Namun seperti biasa, apapun yang kurasakan ya dunia akan tetap berjalan seperti biasa. Aku harus tetap beraktifitas seperti biasa, bekerja dan juga menjadi ibu dari anak anakku. 

Kucari dibeberapa podcast harus ngapain aku kalau lagi begini. Yang disarankan adalah berdiam dan mengamati perasaan yang kita punya. Nikmati saja apapun rasanya. Sedikit sudah kulakukan. Aku membiarkan pikiranku bersliweran kemana-mana. Kadang ke perasaan yang menggangguku, kadang ke peristiwa lain. Kembali fokus tapi begitu lagi. 

Penyadaran akan satu hal bahwa tidak semua hal bisa kita kendalikanlah yang membuatku tetap tenang dan tidak emosi menghadapi hal ini. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MISI BEKERJA

-
Gambar
  Kita sering mengeluh ketika lingkungan kerja kita tidak sesuai dengan harapan kita. Misalnya: atasan yang tidak mendukung pekerjaan atau kegiatan kita, teman yang tidak solid, gaji kecil, fasilitas minim dan juga rutinitas kerja yang tidak menantang. Akibatnya kita mulai malas bekerja. Bekerja sekedarnya, tidak lagi mempunyai target-target yang ingin dicapai. Monoton. Kalau hal ini terjadi lama-lama kita kan tenggelam digeser oleh teman-teman yang bergerak cepat untuk selalu upgrading dirinya. Apa yang sebaiknya kita lakukan ketika kita dalam posisi seperti ini?. Kalau menurut saya, kita sebaiknya mulai lagi bertanya pada diri sendiri: untuk apa kita bekerja? Apa misi kita dalam bekerja?. Untuk sejumlah uang? Untuk dilihat dan dipuji atasan kita? Untuk disebut hebat oleh teman-teman kita? Untuk naik pangkat? Kalau misi bekerja kita seperti itu, pantas saja kita jadi tidak bergairah ketika hal-hal tersebut tidak terpenuhi. Seharusnya misi bekerja kita lebih besar dari sekedar
Baca selengkapnya

RINDU

-
Gambar
  Pandemi Corona sudah berlangsung kurang lebih 8 bulan. Waktu yang cukup lama yang membuat aktivitas pembelajaran tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka langsung. Ada banyak hal yang hilang. Kami para guru tidak bisa lagi mendengar celoteh anak-anak yang lucu. Kejahilan-kejahilan, tingkah polahnya yang kadang bikin gemas membuat kami sangat merindukan anak-anak. Perasaan ini muncul ketika berada di sekolah. Masuk gerbang sekolah biasanya sapaan anak-anak sudah menyambut. Senyum, ,salam, sapa dan salim tak pernah terlupakan. Kalau di kelas ada saja celoteh dan pengaduan yang mereka lakukan disaat teman-temannya ada yang   iseng. Ngeselin tapi ngangenin… Namun yang terjadi beberapa bulan belakangan ini kami hanya mengenal mereka via aplikasi. Kenal nama-namanya tapi belum pernah bertemu muka langsung. Beberapa saat yang lalu saya mencoba menanyakan ke anak-anak tentang pembelajaran saya dikelas. Sekedar untuk refleksi. Saya mencoba menanyakan materi apa yang mereka gampang pa
Baca selengkapnya

MEMBUANG RAGU

-
Gambar
  Aku sering meragukan kemampuanku sendir i dalam banyak hal . Misalnya, saat aku melakukan jogging. Ketika baru me mulai, aku selalu tidak yakin dengan diriku sendiri.   Aku selalu bertanya pada diriku sendiri, “Hari ini aku sanggup berapa putaran ya?.” “ Apakah bisa jumlah putarannya paling tidak sama dengan minggu lalu?.”   Begitu selalu yang terlintas di kepala saat sedang menata nafas dan mengayun kaki di putaran pertama. Buatku p utaran pertama dan kedua adalah putaran terberat.   Karena ragu sering mendera ku dan semakin membuat kaki   terasa berat berlari. Putaran ketiga dan keempat biasanya tubuh ku mulai menyesuaikan. Nafas juga mulai teratur. Putaran kelima, keenam, ketujuh, kedelapan dan ternyata aku bahkan bisa sampai putaran kesembilan. Bahkan kadang sampai putaran ke sepuluh tanpa berhenti berlari sama sekali. Such a nice thing banget kan? Ternyata aku bisa tapi tetap saja setiap Minggu aku meragukan kemampuanku. Sepertinya hidup itu juga begitu. Kadang kita
Baca selengkapnya