AISEI WRITING EVENT 5
“If I waited for perfection, I would never write a word”
Margaret Atwood
Tehnik Menulis di Platform Sosial Media
Pada hari Minggu, tanggal 5 Juli
2020, saya mengikuti kegiatan AISEI WRITING EVENT 5 yang diselenggarakan oleh
AISEI. Moderator hari itu adalah Ibu Dr. Capri Anjaya, sedangkan nara sumber
hari itu adalah Bapak Agus Sampurno dari Putera Sampoerna Foundation School
Development Outreach Jakarta. Berikut
resume materi yang disampaikan oleh Bapak Agus Sampurno yang berjudul: Tehnik
Menulis di Platform Media Social.
Beliau membuka sesinya dengan
ajakan untuk melihat pandemic Covid -19 sebagai hal yang positif. Para guru dan
sekolah banyak melakukan penyesuaian diri
dalam menghadapi pandemic Covid-19. Ada sekolah yang mulai membuat studio mini
untuk bisa meningkatkan pelayanan terhadap siswa, sehingga sekolah tetap
mendapatkan profit. Hal ini terutama
dilakukan oleh sekolah swasta. Kemudian
hal yang sama juga perlu dilakukan oleh
guru. Guru harus tetap melakukan kegiatan mengajar. Guru juga harus
mempunyai kegiatan positif, salah satunya adalah kegiatan menulis. Guru harus
bisa menjadikan kegitan menulis menjadi kebiasaan. Orang yang menulis
biasanya mempunyai kemampuan berbicara yang bagus. Guru juga perlu mempunyai
kemampuan dalam public speaking untuk
menambah personal branding.
Kemudian beliau mulai masuk ke
inti bahasan sore itu. Beliau memberikan semangat pada kami bahwa sebaiknya
kita bukan hanya sebagai konsumen dalam lintas sosial media. Beliau menyarankan
pada guru agar menjadi produsen yang aktif. Para guru juga diminta untuk
bisa membuat konten yang bermanfaat untuk dibagikan pada
banyak orang. “Masih banyak yang menulis untuk diri sendiri. Kalau anda menulis
untuk orang lain, anda akan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan karir anda
juga”. Beliau mengatakan hal yang sangat menarik: “Kalau anda masih berpikir
bahwa dengan internet anda tidak bisa
kaya, maka anda harus merubah pikiran anda tersebut”. Benar-benar pencerahan
baru bagi saya. Hal yang belum pernah saya pikirkan sebelumnya.
Bapak Agus juga memberikan
beberapa quiz menggunakan www.menti.com dan www.quiziz.com. Dalam quiznya beliau bertanya apa tantangan terbesar anda dalam
menulis. Jawaban saya saat itu adalah bahwa tantangan terbesar saya dalam
menulis adalah mengatasi perasaan rendah diri dan kurang percaya diri dala
menulis. Saya masih takut tulisan saya tidak menarik dan tidak akan dibaca
orang lain. Hal yang lain ditulis teman-teman segroup, antara lain adalah masih
sulit mengatasi perasaan malas untuk menuis, kemudian ada yang menyatakan tidak
konsisten dalam menulis dan juga banyak yang menyatakan merasakan kesulitan menemukan
ide dan tema yang menarik dalam menulis.
Untuk menemukan tema yang menarik
bagi pembaca saran Bapak Agus adalah kita harus menemukan tema yang
menguntungkan bagi para pembaca tentunya. Orang akan tertarik untuk membaca
sesuatu yang mereka butuhkan. Mereka kurang tertarik pada tulisan tentang
sesuatu yang tidak mereka butuhkan. Untuk itu tulisan mengenai diri sendiri
akan kurang mendapatkan minat dari pembaca.
Tulislah sesuatu yang menarik
minat orang lain. Organisir ide agar tulisan bisa menarik untuk dibaca orang
lain. 3 menit pertama awal tulisan
sangat menentukan apakah pembaca akan akan memutuskan untuk meneruskan membaca atau
tidak tulisan kita. Buat tulisan anda semenarik mungkin, tulis sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain. Begitu Bapak Agus memberikan masukkannya.
Beliau melanjutkan bertanya
manakah yang lebih penting: Kemampuan
menggunakan search engine atau kemampuan
menggunakan social media? Untuk Bapak dan
Ibu guru yang baik, pastinya Ketakutannya adalah bila tidak dapat menngunakan search engine untuk mencari sumber
pembelajaran.
Sebagai seorang penulis kita
harus mempunyai banyak perbendaharaan kata. David Perell membagi words to use menjadi tiga, yaitu:
kata yang orang tahu dan menggunakannya, Kata-kata yang orang tahu tetapi tidak
menggunakananya. Yang ketiga adalah Kata-kata yang orang tidak tahu dan tidak
menggunakannya (David Perell). Yang bisa kita pakai agar tulisan kita menarik adalah kata-kata yang orang
tahu tetapi tidak menggunakannya.
Menulis di media social itu
mempunyai kaitan yang banyak sekali, seperti gambar berikut: My business Model:
Dalam menulis di media masa kita
harus mempunyai pilihan kata. (Word
Choice). Dalam sekian banyak kata itu ada kata-kata yang baik yang bisa kita
sampaikan kepada orang lain. Kita sebagai guru harus bisa keluar dari zona
nyaman, jangan mengeluarkan kata- kata yang itu-itu saja yang tidak dilirik orag
lain. Sebaiknya kita memilih kata-kata dengan istimewa. Harus kaya dan luas.
Bagaimana caranya: banyak baca, berbicara dengan banyak orang lain, mencatat
poin-poin yang penting jika berbicara dengan banyak orang lain dan lain sebagainya.
Berikut Tips menulis di media sosial menurut Bapak Agus Sampurno:
A. Prinsip menulis di laman internet:
1.
Saat membuat paragraf persingkat hingga 3
kalimat
2. Buat kalimat hingga maksimal 17 kata
3.
Potong kata-kata menjadi kalimat yang lebih pendek jika anda bisa
4.
Paragraf satu kalimat itu mengagumkan
5.
Usahakan dalam menulis semakin banyak titik
semakin sedikit koma.
Tips: Buat pembaca penasaran dengan kalimat pertama,
buatlah paragraph kecil, kemudian paragraph panjang, periksa alurnya, tulis
ulang setelah ada menulis, baca dengan keras apa yang anda tulis (kita akan
tahu jalan berpikir kita bisa dimengerti orang lain atau tidak. Kemudian edit
dan harus tega memotongnya apabila memang tidak perlu.
Kalau anda masih
menulis untuk diri sendiri, maka sebaiknya anda segera berpindah zona ke arah menulis
untuk orang lain. Setelah itu tentukan siapa target tulisan anda. Tulisan ini
mau dibaca oleh siapa. Sehingga kita jadi tahu mau menulis bagaimana dan seperti
apa.
C. Melakukan
Editing
Busy Editing
Logic: kalau ada
tulisan yang berputar-putar dan tidaklogis maka kita harus segera memotong atau
memperbaikinya.
4 D. 4 part editing: Structure, critics, cutting dan style
1. Cek ide, area atau gambaran besar tulisan anda
seperti struktur dan narasi. Sebenarnya apa yang anda ingin sampaikan. Menulis
juga merupakan dialog dengan diri sendiri.
2. Baca dengan kacamata sebagai kritikus yang
paling keras bagi tulisan anda sendiri. Kita bisa bertindak sebagai hater
sehingga bisa memperkirakan mana yang akan dikritik keras dari tulisan kita.
3. Jangan menambahkan apapun. Cukup hapus atau
delete saja.
4. Tambahkan gaya pada tulisan anda untuk
membuatnya indah. Carilah dan perkaya padanan kata anda sehingga tulisan anda
jadi lebih menarik.
Misalnya menulis suami
akan coba ditulis dengan pasangan
hidup.
Dalam sesi tanya jawab ada pertanyaan yang cukup menarik dari peserta, yaitu: Bagaimana agar tulisan bisa diterima orang lain dengan cepat
dan praktis? Bapak Agus menjawab bahwa diperlukan jam terbang yang tinggi, jgn memaksa diri kalau memang belum sampai
kesana. Sering berlatihlah menulis, seperti hukum sepuluh ribu jamyang mengatakan ketika kita membuat sesuatu
yang instan, maka hal tersebut juga akan cepat hilang. Tulislah sesuatu yang kita rasakan, misalnya kesulitan
anda dalam mengajar. Misalnya 5 tips mengendalikan kelas yang ribut terus.
Tulislah yang orang lain ingin ketahui, dengan riset atau dengan pengalaman
kita. Mantap ya guys materinya...
Tangerang, 12 Juli 2020
Siti Halimah
Komentar
Posting Komentar