HYPNOTIC LANGUAGE PATTERN UNTUK PUBLIC SPEAKING
Narasumber
kelas public speaking malam ini adalah
Kang Asep Herna. Beliau adalah pakar hypnoteraphy.
Malam ini beliau menyampaikan materi yang berjudul: Hypnotic Language Pattern untuk Public
Speaking.
Hypnotic language pattern
di sini dimaksudkan sebagai kiat agar guru bisa menyoal emosional peserta didik
atau audience kita dengan cara hipnotis dengan bahasa dan suara.
Kenapa yang disentuh emosi audience?
Berikut paparannya:
Kita
mulai dengan tujuan materi hari ini, yaitu:
1.
Memahami mekanisme mental manusia
2.
Memahami teknik menggerakkan audience
dengan pola bahasa verbal (hypnotic
language pattern)
3.
Memahami cara menggerakan audience
dengan bahasa non verbal
Efektivitas
dari komunikasi itu 20 % berangkat dari apa yang anda tahu, dan 80 % dari apa
yang anda rasa (Jim Rhon). Jadi komunikasi yang berhasil itu adalah komunikasi
yang menyentuh rasa/emosional bukan pada rasional. Efektivitas komunikas dengan
aspek unconscious 80 persen lebih
cepat dari pada aspek rasional
Mekanisme pikiran manusia
Mekanisme
pikiran manusia dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Concious mind
(12% dominasinya terhadap perilaku dan tindakan manusia): Sesuatu yang sangat
logis, rasional, sistematik, hitam-putih (prinsip benar-salah), memori jangka
pendek.
2. Subconcious Mind
(88% dominasinya terhadap perilaku dan tindakan manusia). Sesuatu yang
berhubungan dengan emosi, cinta kasih, spontanitas, irasional, semua data
adalah benar (absolut), tidak mengenal nilai, gudang memori.
Tipe Sugestibilitas Audience
Tingkat
kemampuan manusia menerima saran (Memory Stanford Hypnotic Susceptibility Scale)
,terbagi ke dalam 3 kelompok
1. Kelompok
pertama, orang yang mudah disugesti, populasinya 10%,, utk programming
diri dengan cara langsung
2. Kelompo
kedua, orang moderat, tidak sulit tidak mudah, populasinya 85% (paling banyak)
3. Kelompok
ketiga tipe yang sulit disugesti, populasinya 5% saja (paling dikit) untuk
programming diri dengan menghadirkan sesuatu yang rasional
Selanjutnya
Kang Asep memberikan demo identifikasi sugestibilitas pada para peserta. Beliau
meminta kami untuk menggerakkan jari dan menggerakkan kelopak mata kami setelah
kami dihipnotis dengan kata-kata beliau. Hasilnya langsung ketahuan termasuk
kelompok yang mana kami ini. Ada yang masuk ke kelompok pertama, yang mudah
disugesti, ada yang masuk kelompok ke dua yang merupakan kelompok kebanyakan
orang, atau seperti saya yang masuk kelompok ketiga, yang sulit dihipnotis.
Pola Kalimat Subconscious:
Selanjutnya
beliau juga memaparkan bahwa pola kalimat subconscious
sangat penting untuk membawa sebuah pesan pada audience. Sebuah pesan akan menjadi kebenaran mutlak saat berhasil
memprogram subconscious audience. Program
bisa dipakai untu megatasi masalah Phobia, mental block, dan lain-lain. Mengatasi
phobia juga bisa dilakukan dengan self
talk yang berisi kalimat sugesti bahwa phobianya tidak menakutkan.
Bahasa Verbal dan Trance
Setiap
kata memiliki nilai emosi yang dibangun dari pengalaman sejak lahir hingga
detik ini. Saat sebuah kata diucapkan, maka otak kita akan searching atau mencari makna atas kata tersebut, dengan
menghubungkannya atas setiap pengalaman yang pernah dirasakan. Itulah yang
disebut Trans Derivational Search
(TDS). Ketika proses TDS terjadi, maka proses TRANCE pun terjadi.
Cara Mempengaruhi Orang:
1.
RHYMING
Penggunaan
rima yang konsisten, mampu membius orang memasuki trance. Itu sebabnya, ayat-ayat suci, juga mantra akrab sekali
dengan rima dan asonansi (permainan bunyi vocal)
Aliterasi:
permainan bunyi konsonan
Contoh:
gendang gendut tali kecapi, kenyang perut senanglah hati
Inggris
kita linggis, Amerika kita setrika
Belum
nyoss kalau belum joss
Ketika
melakukan aktivitas didepan banyak orang gunakan pola rhyming agar bisa disukai orang.
2.
REPETISI
Kata,
frase, atau kalimat yang diulang merupakan alat efektif untuk trance. Orator seperti bung karno,
hitler, termasuk Obama sering memakainya. Seseuatu yang diulang dipercaya akan diwujudkan
. Ulang minimal 3 kali. Gunakan repetisi utk pesan baik bukan yang buruk.
3. POLA
KLIMAKS DAN ANTI KLIMAKS
Pikiran
bawah sadar manusia santa peka dengan pola bahasa ini. Pola ini begitu efektif
memainkan intensi audience.
Contoh antiklimaks: Mau anak jenderal ataupun kopral, anak manager atu massanger semua sama.
4. ASOSIASI
Penggunaan
metafora, personifikasi, dan analogi untuk menyampaikan sebuah pesan,
berpotensi pesanmasuk langsung ke pikiran bawah sadar tanpa filter critical factor terlebih dahulu
Metapora
itu simple: maunya begini ngomongnya begitu. Ngomongnya begini maksudnya
begitu.
Contoh
metapora:
Gantungkanlah
cita citamu stinggi langit kalau kau jatuh kau jatuh diantara bintang bintang
Kalau
kau ingin mutiara, kau harus berani terjun ke lautan
Hiduplah
seperti air, ia bisa mengalir, ia bisa menjadi riak …
5.
QUOTE
Quote
yang setiap hari dibaca juga akan sangat mempengaruhi seseorang. Quotes akan
mensugesti seseorang menjadi lebih positif.
Kalimat
menjadi powerful ketika kita mengeksplorasi quote di dalammya. Dengan quote kita meminjam
kekuatan dari kata-kata orang lain.
6. EKSPLORASI
KATA BENDA
Perkaya
kata benda daripada kata kerja.
Contoh:
Daripada mengatakan saya ingin anda bahagia, saya bermimpi anda sejahtera
Menjadi
Kebahagiaan
anda adalah keinginan saya. Kesejahteraan anda adalah mimpi saya. dll
7.
PRESENT
TENSE
Gunakan
penanda keterangan waktu”sekarang”. Hindari kata ‘akan’ bakal, nanti dans
ejenisnya. Karena keata-kata itu bermakna sesuatu yang tidak mungkin terjadi,
dan tidak dikenali oleh subconscious manusia
Gunakan
kata: mulai detik ini, seiring tarikan nafas anda, dll
8. KATA
NEGASI VERSUS POSITIF
Pikiran
bawah sadar manusia tidak mengenali kata tidak, tak, nggak, jangan dan semua
kata negasi lainnya. Ubah pola kaliamt negasi dengan afirmasi atau pernyataan
positif
9. SEBAB
AKIBAT
Eksplor
kalimat, moment, adegan, dengan forma sebab akibat atau sebaliknya untuk
memancing kepercayaan subyek. Pikiran bawah sadar sangat peka dengan formulasi
kalimat seperti ini, bahkan ketika format sebab akibat ini tidak memiliki
hubungan logis
10. DOUBLE BIND
Mengkondisikan
seolah subyek memiliki 2 pilihan. Padahal realitas sebenarnya subyek tidak
memiliki pilihan, kecuali ide yang kita tawarkan.
Mengkondisikan
subyek seakan memiliki 2 pilihan. Padahal realita sebenarnya subyek tidak
memiliki pilihan, kecuali ide yang kita tawarkan.
11. SUBMODALITAS
Teknik
ini cocok untuk komunikasi personal, bukan massal. Eksplorasi kata-kata yang
sesuai dengan submodalitas subye. Apakah subyek tipe visual? Audio? Kinestetik?
Olfatory? atau gustatory?
Untuk
mengidentifikasi tipe audience seseorang bisa dengan mengamati, dari bahasa
yang dipakai, juga pilihan kata yang dipakai atau sering diucapkan sesorang.
Kalau audience banyak menggunakan kata “saya dengar”, “bunyi”, “suara”, ‘nyaring”,
artinya audience kita bertipe AUDITORI. Begitu juga cara mendeteksi tipe
lainnya.
Dalam
berkomunikasi gunakan kata-kata sesuai hobinya, minatny, disiplin ilmunya dan
juga karakternya.
12. TRANCE DERIVATIONAL SEARCH
Mengajak
subyek mengingat dan mengenang masa silam dengan detail (regression), atau
membayangkan masa depan dengan intens, adalah menggiring kesadaran audience
untuk melakukan trance derivational
search. Dan saat itu, adalah saat ketika audience menjadi sangat responsif pada
call to action
13. PACING LEADING
Menerima
dan mendukung apa yang dipikirkan., dikatakan, dan diyakini subyek, allau
dengan lembut menggiringnya untuk selaras dengan ide yang kita sodorkan. Filosofinya
berngakat bahwa “manusia adalah makhluk yang selalu ingin diterima”. Ketika
ininterjadi, maka keakraban pun terjadi. Ketika keakraban terjadi, maka menjadi
mudah untk melakukan call to action.
14. INDIRECT SUGGESTION
Menyelipkan
sugesti atau perintah secara tidak langsung, sehingga audience tidak merasa
bahwa ia sedang diperintah. Tindakan, menjadi seakan-akan sebuah kesadaran
internal diri si audience. Padahal ,
itu adalah hasil dari sebuah program yang ditanamkan.
15. EMBEDDED COMAND
Memasukkan
kata-kata sugesti/perintah ke dalam kalimat non sugesti. Terhadap kata-kata
tersebut diberi analog marking (penanda) baik berupa intonsi ataupun body
kinesik. Sehingga, pikiran bawah sadar mengerti apa pesan inti sugesti tadi
Hal-hal
tersebut diatas kalau kita bisa terapkan dalam komunikasi maka audience akan
bisa menerima pesan kita dengan lebih baik. Intinya komunikasi yang kita bangun
akan berhasil. Mari kita praktikkan!
#150katabercerita
#tanggalganjilAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge
#warisanAISEI
#pendidikbercerita
#Jan15AISEIWritingChallenge
Alhamdulillah terimakasih informasinya. Diperlukan sekali oleh guru
BalasHapusLengkap mantappp....
BalasHapusSaya jadi bisa ATm tulisan Ibu Halimah...
Terimaksih