BELAJAR BERSYUKUR

 


Biasanya kalau libur (Sabtu atau Minggu) aku suka ke pasar, belanja untuk beberapa hari ke depan. Tapi hal itu tidak kulakukan Sabtu dan Minggu ini. Kenapa? Karena merasa libur panjang jadi merasa punya waktu banyak untuk belanja dan mengolah makanan.

Pagi ini aku belanja ke tukang sayur dekat rumah. Pertama bingung juga mau masak apa. Anak dan suami selalu menjawab “terserah” kalau ditanya Ibu masak apa hari ini. Nambahin bingung aja. Hehe. Ya sudahlah aku beli kacang panjang seikat, tempe sepotong, paha atas ayam setengah kilo. Daun bawang 3 ribu, kerupuk dan juga beli telor ke warung depan rumah sekilo.

Masak apa Bu? Hihi oseng kacang dan tempe saja yang gampang, goreng ayam dan bikin sambel. Kayaknya udah enak banget dimakan pakai nasi hangat. Kalau telor mah memang selalu harus ada. Pasti Ibu-ibu paham, cara tercepat untuk menyajikan makanan ya telor dadar. Makanya tadi beli daun bawang. Bisa untuk alternatif makan malam nanti.

Alhamdulillah, aku bersyukur meskipun pandemi, tapi harga-harga masih lumayan wajar. Memang kemarin telor sempat naik sampai Rp 28.000, tapi sekarang sudah turun ke harga Rp 24.500,-. Cabe lagi mahal sih, tapi tidak apa-apa biar petani menikmati hasil panennya dengan harga tinggi.

Aku mau fokus sama hal positif yang ada, mensyukuri yang kupunya. Aku tidak mau mengeluh, karena memang banyak orang sedang prihatin. Masih banyak orang yang berada di posisi dibawahku. Jadi aku mau banyak bersyukur bisa hidup sampai detik ini. Sampai tahun sudah mau berganti. Sungguh beruntung aku dan keluargaku sehat,  dikelilingi orang-orang yang kucintai dan mencintaiku. Ada atap untuk berteduh, makanan untuk dimakan. Meskipun kami belum kemana-mana karena pandemi, tapi aku sungguh bersyukur. Terima kasih untuk semuanya ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim...

 

#150katabercerita #tanggalgenapAISEIbercerita

#AISEIWritingChallenge #warisanAISEI

#pendidikbercerita

#Dec28AISEIWritingChallenge

Komentar

  1. Hidup memandang ke bawah (orang yang nasibnya di bawah kita), beribadan memandang ke atas (orang yang lebih alim dan lebih dekat dengan Tuhan).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bismillah, semoga bisa menerapkan nasehat Pak D, terima kasih...

      Hapus
  2. Dng bersyukur hati akan bahagia buk.. Bisa menikmati makan bersama keluarga itu kbhgiaan tersendiri...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Mbak Atik , maturnuwun sanget njih...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO