MENJADI IBU

 


Menjadi seorang ibu merupakan karunia terbesar dalam hidupku. Selama hidup aku sering merasakan bahagia namun, belum pernah aku merasa sebahagia saat menjadi ibu. Rasanya bahagia tak terkira. Buatku, anak-anak merupakan kado terindah yang pernah Allah berikan padaku.

Waktu melahirkan si Kakak, aku merasa sangat disayang oleh Allah. Sakit yang aku rasakan di sepanjang proses persalinan hilang begitu saja begitu kulihat makhluk mungil yang ditidurkan di sebelahku. Rasanya Allah sayang sekali padaku dengan memberiku hadiah seindah ini padaku.

Kupandangi wajahnya yang  sangat imut. Aku sentuh dengan sangat hati-hati. Aku takut tanganku akan menyakiti kulitnya yang sangat halus. Aku juga takut membangunkan tidurnya yang sungguh nyenyak.

Perasaan haru, perasaan terima kasih, perasaan lengkap, perasaan bahagia, perasaan indah dan luar biasa memenuhi rongga dadaku. Rasanya mau pecah saking penuhnya.

Karena menjadi ibu inilah aku jadi makin hormat dan makin sayang pada Ibuku. . Aku semakin ingin mengucapkan ribuan bahkan jutaan ucapan terima kasih untuknya. Betapa luar biasanya kasih yang beliau berikan untukku terutama.

Aku ingat waktu aku kecil. Aku adalah seorang anak kecil yang sakit-sakitan. Setiap hari aku harus minum obat. Aku menderita Bronchitis selama 5 tahun lebih. Karena minum obat terus gigiku sampai sekarang tidak bisa putih bersih.

Banyak hal yang tak bisa aku lakukan di masa kecilku. Aku tak boleh minum es, tak boleh makan permen dan Chiki. Tak boleh main hujan, tak boleh mandi di kali dan lain-lain. Karena kalau salah satu aku lakukan maka aku akan batuk-batuk semalaman dan tidak bisa tidur karena susah bernafas.

Pastilah sulit menjaga anak pecicilan macam aku ini. Kadang aku mencuri-curi kesempatan minum es atau makan permen juga Chiki. Malam harinya sudah bisa diduga aku tak bisa tidur dengan baik karena aku jadi tidak bisa bernafas dengan baik karena aku batuk dan nafasku berbunyi “ngik, ngik, ngik”. Ibu jadi tidak bisa tidur juga karena aku juga tak bisa ditinggal tidur dengan nafas satu-satu seperti itu.

Pernah aku demam tinggi dan menyebabkan satu kakiku bengkok. Untung Bapak dan Ibu sigap membawaku ke rumah sakit sehingga aku bisa berjalan lagi dan tidak bengkok kakiku. Pasti rasanya luar biasa mempunyai anak yang sakit-sakitan seperti aku ini.

Untuk itulah aku merasa tak pernah cukup mengucapkan terima kasih pada beliau. Ada banyak hal yang sudah beliau ajarkan padaku. Bagaimana hidup dengan rasa hormat. Bagaimana aku harus menghormati orang lain. Aku juga tak boleh meminta sesuatu ke temanku kalau aku memang tak punya. Bagaimana juga aku harus memakan apa yang kami punya tanpa boleh minta ke orang lain. Seandainya aku ingin sesuatu, aku harus menunggu Bapak punya uang dulu. Belajar bersabar dan tidak mempunyai mental pengemis. Aku juga belajar memberi pada orang lain karena ibu selalu melakukan itu pada orang lain. Bagaimana aku belajar untuk ulet dan bertahan ditengah kesulitan. Aku sungguh  bersyukur memiliki ibu yang luar biasa. Kalau tidak pasti aku tak akan sanggup hidup dan menjadi orang seperti diriku saat ini. Terima kasih Ibu  untuk banyak hal yang telah Ibu ajarkan, terutama untuk  cinta tanpa syarat yang selalu kau berikan pada kami. Hanya doa yang bisa kupanjatkan,  semoga Allah membahagiakan Ibu sekarang di surgaNya aamiin.

 

#150katabercerita #tanggalgenapAISEIbercerita

#AISEIWritingChallenge #warisanAISEI

#pendidikbercerita

#Dec22AISEIWritingChallenge

 

Komentar

  1. Aamiin.. Hadiah twtondah dariNya.. Smg bs mmbawa kita ke syurga.aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO