MENCUCI DI SUNGAI

 


 

Budaya mencuci di sungai ternyata masih ada di lingkungan sekolah saya. Pertama melihatnya agak kaget karena sama-sama daerah Tangerang tapi kok berbeda jauh.

Jarak sekolah dan rumah saya sekitar 38 kilometer, bolak balik tinggal kalikan dua jaraknya. Disekitar  tempat tinggal saya sudah tak ada ibu-ibu yang mencuci di sungai. Semua sudah mempunyai kesadaran yang bagus terhadap kesehatan dan kebersihan. Tapi 38 kilometer dari tempat  tinggal saya ternyata masih banyak yang memakai sungai sebagai tempat untuk MCK (Mandi Cuci Kakus).

Ketika pertama kali ditempatkan di sekolah saya ini. Ada keinginan menggebu untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu itu agar sadar kebersihan. Tapi karena jarak tempuh rumah ke sekolah memakan waktu cukup lama dan masih 2 shift : masuk pagi dan siang, dari Senin sampai Sabtu  jadi saya sudah tidak punya waktu dan energi untuk memberi penyuluhan itu.

Tapi saya sedih dan prihatin karena banyak murid-murid saya yang badannya penuh panu dan dekil. Mungkin karena baju yang dipakai masih kotor karena dicuci di sungai dan juga mereka kadang-kadang mandi di sungai itu juga. 

Saya memutuskan untuk bertindak sebisa saya. Saya mengambil langkah untuk menangani yang di depan mata saya. Saya panggil secara pribadi anak-anak yang panuan. Saya beri solusi untuk mengobati panunya pelan-pelan biar mereka tidak tersinggung atas saran saya. Untuk kebiasaan hidup sehat, sopan santun, etika, budi pekerti, kehidupan remaja, motivasi dan lain-lain saya ambil 10 menit jam saya di depan untuk saya bacakan satu kisah atau satu bacaan yang kemudian kami cari nilai moralnya bersama-sama untuk bisa diterapkan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah mereka menyukai cara saya ini dan malah menagih kalau sehari saja saya tidak membacakan buku pada mereka.  Saya tahu butuh waktu lama untuk memberi penanaman nilai-nilai yang baik pada mereka. Biarlah, yang penting saya sudah berusaha melakukan yang saya bisa lakukan. Yang jelas saya sudah tidak menemui anak-anak yang tubuh dan mukanya penuh panu lagi di sekolah.

Semoga kemauan untuk hidup sehat, tidak mempergunakan air di sungai yang kotor untuk MCK dan nilai-nilai kehidupan yang saya sisipkan dalam bacaan-bacaan yang saya sampaikan akan menembus dan bersemayam di pikiran dan hati murid-murid saya untuk dapat dilaksanakan. Aamiin YRA.  

 

#100katabercerita #30hariAISEIbercerita

#AISEIWritingChallenge #WarisanAISEI

#pendidikbercerita

#Day6AISEIWritingChallenge

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO