SESI 1: KATA ADALAH SENJATA

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

SESI 1: Senin, 5 Oktober 2020 Jam 19.00-21.00


Sesi pertama kelas Belajar Menulis Gelombang 16 malam ini dibuka oleh Master menulis Bapak Wijaya Kusuma yang biasa dipanggil Om Jay. Saya sudah cukup kenal beliau di dunia maya. Saya sudah mengikuti kelas menulis beliau beberapa kali di AISEI Writing Club. Seorang guru yang hebat dan menginspirasi kami para guru untuk berani menulis. Moderator kelas malam ini adalah Ibu Aam Nurhasanah, seorang Ibu Kepala sekolah dari Lebak Banten. Sebagai narasumber malam ini adalah Bapak Abdul Hakim Busro seorang guru Bahasa Indonesia dari  SMP Yayasan Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur.

Bapak Abdul Hakim Busro ini sungguh sangat luar biasa. Menurut blog Om Jay di https://www.gurupenggerakindonesia.com/inilah-narsum-guru-menulis-pgri-gelombang-16-tgl-5-9-oktober-2020/  , adalah seorang guru dengan segudang prestasi, antara lain: Juara Lomba Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional (2006,2009), Juara Inovasi Pembelajaran Tingkat Kaltim (finalis nasional, 2006), Juara Design Kartu dan Ucapan Tahun Baru Hijriah Tingkat Nasional oleh kantor Pos Indonesia, Penerima Anugerah Guru Berjasa Kaltim (2010), Penerima Anugerah Kaltim Education Award (2010), Penerima Intel Education Award dalam Pemilihan Guru Berprestasi Tingkat Nasional oleh Kemdiknas dan Intel Indonesia Coorporation (2010), Sepuluh Karya Terbaik National Competition of Technology Integration (NACTI,2011), Juara 3 Olimpiade Guru Nasional (2018), Peserta Training Program in China University of Mining and Technology (CUMT,2019), Juara 2 Lomba Memotivasi Siswa “Bangga Berbahasa Indonesia” Tingkat Kaltim dan Kaltara, Juara 1 Lomba Vlog “Cerdas Berbahasa” Tingkat Kaltim dan Kaltara, dan lain-lain. Sungguh menginspirasi ya…

Sesi malam ini dibagi menjadi 2 sesi yaitu sesi 1 jam 19.00-20.00 merupakan sesi materi dan jam 20.00 – 21.00 adalah sesi tanya jawab.

Bapak Abdul Hakim membuka kelas dengan sebuah kutipan yang sangat keren: “Mereka yang tidak berani membunuh ketakutan akan terbunuh oleh ketakutan” (Abdul Hakim Busro). Siapa yang tidak berani mencoba sesuatu, tidak berani mati dalam keadaan tangguh, maka mereka tidak akan pernah menjadi siapa-siapa. Mereka yang tidak berani membunuh ketakutan akan terbunuh oleh ketakutan. Intinya yang saya tangkap adalah  bahwa kita tidak akan pernah maju kalau kita tidak berjuang mengatasi rasa takut yang ada dalam diri kita.

Kemudian beliau mengungkapkan: “Kata adalah senjata”. Karena menurut beliau semua berawal dari kata. Dengan kata kita bisa memberikan cinta, dengan kata kita juga bisa memberikan luka. Dengan kata kita bisa berkreasi dengan membuat puisi, cerpen, novel  dan lain-lain. Kita bisa memulai semuanya dengan kata. Sekali lagi kata adalah senjata. Kata adalah hal yang penting yang harus kita kuasai kalau kita ingin menulis.

Sesi materi diselingi dengan menonton youtube channel beliau https://www.youtube.com/watch/v=Ol-PC4ko53g&t=27s  tentang cerdas berbahasa. Sebuah ajakan untuk cerdas dan mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia. Karena masih banyak ditemukan orang yang menggunakan Bahasa Indonesia yang kurang baik dan kurang tepat. Bahkan hal itu juga dilakukan oleh public figure. Contoh penggunaan bahasa yang kurang tepat adalah tulisan dalam papan petunjuk ini: 



In diikuti masuk, padahal seharusnya yang benar ditulis masuk (Bahasa Indonesianya) dahulu baru ditulis in (Bahasa Inggrisnya). Untuk papan tulisan di bawahnya sudah benar, kata Polisi dahulu baru Police sebagai bahasa asingnya. 

Kemudian dalam vlog tersebut ditunjukkan pula beberapa penggunaan bahasa campur antara bahasa Indonesia dan Inggris  yang tidak tepat, seperti: service velg yang seharusnya ditulis servis pelek dalam padanan bahasa Indonesianya.

Narasumber juga memberikan contoh betapa banyak masyarakat yang belum menggunakan bahasa baku dalam kehidupan sehari-hari. Dicontohkan dalam vlog beberapa kesalahan dalam penggunaan kata baku tidak baku, diantaranya:

Kata tidak baku

Kata Baku

Batere

Baterai

Alenia

Alinea

Nafas

Napas

Praktek

Praktik

Panu

Panau

Obyek

Objek

 

Narasumber dalam youtubenya juga menghadirkan Bapak Ibnu Wahyudi Dosen UI dan beliau menjelaskan tentang: Konsep Berbahasa, cerdas berbahasa.Menurut Bapak Ibnu cerdas berarti mampu mensiasati, jadi cerdas berbahasa artinya mampu memilih diksi dalam situasi apapun. Mampu memilih kata yang tepat dalam situasi apa saja di kehidupan sehari-hari.

Kemudian Bapak Ibnu mempertanyakan kenapa kita tidak menjunjung bahasa kita, Bahasa Indonesia, kenapa kita tidak membiasakan diri kita untuk menggunakan bahasa Indonesia daripada sok-sokan menggunakan bahasa asing. Bapak Ibnu juga menghimbau kita untuk dewasa dalam berbahasa dan bisa mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dan akhir vlog Bapak Abdul ditutup dengan slogan ‘lestarikan Bahasa Indonesia, dan kuasai bahasa asing’.

Setelah menonton Youtube, Bapak Abdul Hakim mengajak kami untuk kembali pada topic bahasan kami tadi, yaitu: “kata”. Dalam hal ini Narasumber mengingatkan bahwa: “Membaca adalah gerbang utama sekaligus kunci pembuka bagi yang ingin menggenggam keberhasilan. (Abdul Hakim Busro). Sejarah telah mengatakan bahwa banyak orang hebat lahir dari orang-orang yang rajin membaca. Banyak penulis yang lahir dari rajin membaca. Kemampuan kita dalam menulis akan terbatas seandainya kita tidak rajin membaca. Kosa kata kita juga akan terbatas yang itu-itu saja dan tentu akan sangat membosankan karena tidak banyak variasi kata yang kita punya. Untuk itu membaca akan menambah wawasan dan jumlah perbendaharaan kata (kosakata) yang terekam dalam memori kita.

Mengapa jumlah kosa kata kita harus cukup bahkan lebih dari pada cukup. Kita akan merangkai kata, merangkai paragraf, menjadi teks, utk penulis pemula, kita akan sangat kesulitan dalam merangkai kata. Berbeda dengan orang-orang yang senang membaca maka ribuan kosa kata akan terekam dalam ingatan dan siap digunakan untuk merangkai kata, sehingga akan memudahkannya menulis.

Kita juga harus memiliki kosakata aktif? Apakah itu? Dalam KBBI versi tahun 2018 ada 109.000 kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tetapi dari sekian banyak kata dalam KBBI itu, ada berapa kosakata yang ada dalam ingatan kita? Mereka yang terbiasa membaca dan menulis pasti jumlah kosakatanya lebih banyak daripada orang yang tidak pernah membaca dan menulis. Bagaimana cara mengaktifkan kosakata yang ada dalam ingatan kita?. Caranya adalah dengan banyak membaca, berbicara dan menulis. Untuk menjadi seorang penulis, kita harus mengaktifkan kosakata lebih banyak lagi. Penguasaan kosakata akan berimplikasi positif bagi ketrampilan menulis dan berbicara kita.

Membaca dapat membuat otak tetap aktif dan bereaksi untuk melakukan fungsinya secara baik. Membaca juga dapat memperkuat kemampuan berpikir dan menganalisis.

Ketika kita bandingkan seseorang yang suka membaca dengan orang yang tidak suka membaca dan keduanya menulis, maka sudah dapat dipastikan bahwa penulis yang suka membaca akan membuat tulisan yang mempunyai variasi kosakata yang lebih banyak dan biasanya tulisannya juga akan lebih menarik karena kosakata yang digunakannya lebih bervariasi.

Kesimpulannya: Kata merupakan awal dari semua tulisan. Menguasai kata dengan baik merupakan kunci untuk melanjutkan langkah-langkah selanjutnya dalam menulis. Kita akan mampu mengolah kata untuk menulis dengan baik kalau kita rajin membaca.

Sesi pemaparan materi selesai pukul 20.00 dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi tanya jawab, Bapak Abdul Hakim kebanjiran pertanyaan dari peserta. Ada 15 pertanyaan yang disampaikan peserta, namun karena keterbatasan waktu beberapa pertanyaan  akan disampaikan secara individual ke nomor Whatssap Bapak Abdul Hakim. Sesi yang sungguh luar biasa ini juga mendapatkan bonus beberapa contoh karya beliau berupa cerpen, puisi dan feature perjalanan yang semuanya keren-keren.

Terima kasih untuk sesi yang luar biasa malam ini untuk Om jay, Ibu Aam dan juga Bapak Abdul Hakim Busro. 

Tangerang, 5 Oktober 2020

Siti Halimah

Komentar

  1. Bagus sekali resumenya.. Semangat yaa!!!

    BalasHapus
  2. Wah, kalau ini sih benar-benar lengkap! Sampai profil pembicara atau pematerinya pun ditulis semua di sini.

    Dan, videonya pun berhasil dipindahkan ke dalam bahasa tulisan. Jadi, bagi yang tidak sempat menontonnya, bisa langsung membaca di sini.

    Sukses terus ya!

    BalasHapus
  3. Terima kasih banyak Ibu Aam, Ibu Min dan Pak Rizky, masih belajar jadi masih belum menemukan gaya bercerita sendiri, masih banyak yang ditulis persis seperti narasumber.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO