SENI BERBAGI KEBAIKAN GEDE PRAMA

 


“Kurangi terlalu bertenaga mau mengubah orang-orang yang tidak percaya, apalagi yang menghina, fokuskan tenaga untuk merawat orang-orang yang punya rasa percaya.” (Gede Prama)

 

Ada banyak orang di sekitar kita yang tiap hari kita temui dalam pekerjaan dan dalam urusan-urusan hidup yang lain. Saya mengambil contoh di dunia pekerjaan karena disitulah saya paling lama mengabiskan hari saya selain bersama keluarga. Ada banyak teman kita di tempat kita bekerja. Ada yang bersemangat dalam bekerja, ada yang kerja asal-asalan. Walaupun asal-asalan gajinya sama saja dengan yang kerja dengan benar dan penuh semangat. Itu di tempat saya bekerja ya, semoga di tempat pembaca tidak seperti itu. Apalagi di tengah suasana pandemi ini. Anak-anak tidak bersekolah dan sekolah melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh. Makin banyak alasan untuk tidak bersemangat bekerja.

Guru tidak libur, kami masuk sesuai jadwal piket bagi guru honor dan harus ke sekolah setiap hari untuk ASN. ASN di sekolah kami hanya ada 6 guru. Namun dari 6 guru ini ada yang rajin masuk, ada yang tidak. Yang masuk tidak mendapat reward dan yang tidak masuk pun tidak ada punishment. Saya tidak akan membicarakan reward dan punishment karena saya bukan Kepala Sekolah. Yang mau saya bicarakan adalah teman-teman yang tidak melaksanakan kewajibannya. Saya hanya heran, mereka kan ASN, harusnya malu tiap bulan menerima gaji tetapi kinerjanya sungguh tidak sesuai dengan gaji mereka. Saya PKS Kurikulum di sekolah. Kadang dengan halus dan bercanda saya ingatkan mereka. Saya ingatkan tentang rejeki berkah yang kita terima seandainya kita bekerja sesuai dengan aturan yang ada. Ya memang ada yang terus rajin masuk. Katanya betul omongan saya. Tapi ada yang menyebut saya sok rajin.  Sok ngatur. Padahal saya tidak menegurnya sama sekali. Mungkin yang bersangkutan mendengar cerita teman saya yang saya ingatkan tadi, atau juga karena Bapak Kepala Sekolah saja diam tak apa-apa kok kenapa saya jadi yang mikirin.

Menemukan kalimat-kalimat indah dari Gede Prama membuat saya tersadar. Betul apa yang dikatakan Gede Prama diatas. Kita tidak boleh terlalu banyak menghabiskan energi kita untuk orang-orang yang tidak mau diberi kebaikan (baca: pencerahan). Akan membuat kita sakit dan kehabisan tenaga untuk membangun diri kita sendiri.

Gede Prama juga mengatakan bahwa menerangkan kebaikan pada orang yang tidak percaya itu, seolah-olah kita menyiram pohon yang sudah mati. Airnya akan habis tak berguna. Mungkin pohonnya malah akan busuk lebih cepat. Hubungan jadi buruk dan pasti akan mengganggu batin kita. Untuk itu, pesan Gede Prama: “Jika mereka tidak mengganggu cukup pancarkan cahaya pengertian dalam-dalam”.

Kemudian jika ingin menasehati orang, perhatikan bahasa tubuhnya baik-baik, cermati tatapan matanya, lihat posisi tubuh mereka saat anda berbicara dengannya. Kalau ternyata tanggapannya kurang bersahabat, maka segera urungkan niat untuk menasehati orang tersebut. Nah apabila teman menunjukkan sikap yang punya minat, tertarik, apalagi mempunyai sikap hormat, silakan berbagi kebaikan. Selalu ingat bahwa bahasa manusia yang paling dikagumi adalah sikapnya yang indah. Jadi tetaplah tersenyum meskipun hati sedang terbakar. 

 

#100katabercerita #30hariAISEIbercerita

#AISEIWritingChallenge #warisanAISEI

#pendidikbercerita

#Day11AISEIWritingChallenge

Komentar

  1. Fokus terhadap orang orang yang punya rasa percaya.... menarik !!

    BalasHapus
  2. Jika mereka tidak mengganggu, cukup pancarkan cahaya pengertian dalam2, setuju bu.

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Iya benar Ibu, Gede Parma gitu lho Ibu hehe. Harus belajar banyak dari beliau

      Hapus
  4. Tugas kita hanya menyampaikan kebaikan...
    Hidayah itu urusan Allah.
    😚✌️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali Bapak, terima kasih sudah mampir...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO