ASESMEN NASIONAL


Tulisan ini saya buat terinspirasi dari perbincangan Ibu Elisabeth Indah Susanti dengan Pak Bukik Setiawan. Pak Bukik Setiawan adalah Ketua Yayasan Guru Belajar dan Pendiri Komunitas Guru Belajar. Perbincangan ini bisa pembaca tonton langsung di channel youtube https://www.youtube.com/watch?v=VH4tpYEtrFE&t=495s .

Perbincangan ini sangat menarik minat saya karena saya memang belum paham betul dengan yang namanya Asesmen Nasional ini. Apa dan bagaimana sebenarnya Asesmen Nasional itu?

Apa Itu Assesmen Nasional?

Asesmen Nasional (AN) adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah. Adapun tujuan  utama dari Asesmen Nasional, yaitu:

1.      Mendorong guru mengembangkan kompetensi kognitif yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh.

2.      Menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid.

3.      Memberi gambaran tentang karakteristik esensial sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.

Asesmen Nasional ternyata tidak hanya mengevaluasi capaian peserta didik secara individu namun,  mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan kita. Hasil Asesmen Nasional akan menjadi cermin untuk melakukan refleksi dan mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia.

Peserta dan Instrumen Asesmen Nasional

Tidak semua peserta didik akan menjadi peserta Asesmen Nasional. Peserta didik akan dipilih secara acak sebagai responden. Untuk SD/MI  jumlah maksimal 30 orang responden.  Untuk  SMP/MTs berjumlah 45 orang responden, serta untuk peserta didik SMA/SMK/MA berjumlah 45 dari setiap satuan pendidikan. Sedangkan untuk responden satuan pendidikan kesetaraan ialah semua warga belajar yang terdaftar sebagai peserta ujian kesetaraan Paket A/Ula-Kelas 6, Paket B/Wustha-Kelas 9 serta Paket/Ulya-Kelas 12.

Instrumen yang dinilai dalam Asesmen Nasional ada 3, yaitu:

1.      Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

AKM terdiri dari literasi membaca dan numerasi. Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan kapasitas individu, sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.

Numerasi merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagi jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia. AKM diberikan dalam bentuk soal yang akan dikerjakan oleh peserta didik. Ada lima bentuk soal dalam AKM, yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat, dan uraian.

2.      Survei Karakter

Survei Karakter dikerjakan oleh murid untuk mendapatkan informasi hasil belajar sosial-emosional. Survei Karakter ini akan mengukur 6 (enam) aspek Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

3.      Survei Lingkungan Belajar

Survei Lingkungan Belajar dikerjakan oleh murid, guru dan kepala sekolah untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar mengajar di sekolah. Survei Lingkungan Belajar mengumpulkan informasi tentang kualitas proses pembelajaran dan iklim yang menunjang pembelajaran.

Waktu Pengerjaan Asesmen Nasional

Setiap peserta Asesmen Nasional akan mengerjakan dua jenis tes dan dua survei, yaitu tes literasi membaca, tes numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Tes dan survei tersebut akan dikerjakan selama 2 hari dengan rincian sebagai berikut:

1.      Jenjang SD/MI dan paket A/ULA

a.       Hari pertama:  Tes Literasi (75 menit) dan survei karakter (20 menit).

b.      Hari kedua: Tes Numerasi (75 menit) dan survei lingkungan belajar (20 menit).

2.      Jenjang SMP/MTS dan paket B/WUSTHA serta jenjang SMA/SMK/MA dan Paket C ULYA

a.       Hari pertama: Tes Literasi (90 menit) dan survei karakter (30 menit).

b.      Hari kedua: Tes Numerasi (90 menit) dan survei lingkungan belajar (30 menit).

Asesmen Nasional 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga Asesmen Nasional tidak ada konsekuensi bagi sekolah dan murid. Untuk itu, Asesmen Nasional tidak memerlukan persiapan khusus, seperti bimbel yang berpotensi membuat siswa menjadi stres.

Jadi intinya Asesmen Nasional itu mempunyai tonggak agar kualitas pendidikan naik. Sekolah harus jujur agar hasil Asesmen Nasional bisa dipakai untuk memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

Assesmen Nasional berbeda dengan Ujian Nasional, karena tes Asesmen Nasional berupa:

1.      Test penalaran bukan hanya hafalan

2.      Kompetensi bukan konten pelajaran

3.      Menggunakan metode survey bukan sensus

4.      Merupakan pemetaan kualitas pembelajaran sekolah/daerah, bukan penentu kelulusan

Hasil Asesmen Nasional

Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah.

Setiap daerah akan diberkan informasi hasil asesmen nasional siswa: berisi biodata nama daerah, hasil literasi dan numerasi, hasil survey karakter dan juga survey lingkungan belajarnya . Misal daerah A kecakapan numerasinya kurang  jadi perlu ada pelatihan untuk guru agar guru bisa membantu murid-muridnya menguasai kecakapan numerasi. Rekomendasi akan dikeluarkan Dinas Pendidikan kepada daerah atau satuan pendidikan. Jadi hasilnya bukan individu tapi satuan pendidikan atau daerah.

Lulus Asesmen Nasional berarti  berhasil mencapai manfaat dari Asesmen Nasional. Kita akan bisa mengambil manfaat Asesmen Nasional sebagai:

a.       Potret kualitas pembelajaran di sekolah / daerah

b.      Umpan balik peningkatan kualitas pembelajaran sekolah/daerah

Untuk mengukurnya adalah kalau hasil Asesmen Nasional tahun 2022 di satu satuan pendidikan lebih baik dari hasil asesmen tahun 2021, itu berarti satuan pendidikan tersebut berhasil memanfaatkan hasil Asesmen Nasional dengan peningkatan kualitas ditahun 2022.  Kalau hasilnya tidak naik berarti satuan pendidikan tersebut tidak berhasil mengambil manfaat dari Asesmen Nasional sebelumnya

Mempersiapkan Assessment Nasional

Sebelum kita menyusun rencana dan mempersiapkan Asesmen Nasional kita perlu ingat bahwa Perubahan pendidikan itu penggeraknya adalah kepala sekolah, guru dan sekolah.  Jadi guru dipimpin kepala Sekolah harus bisa bergerak bersinergi agar bisa mempersiapkan assesmen nasional dengan baik.  

3 tips untuk kepala sekolah dalam mempersiapkan Asesmen Nasional:

1.      Meminta guru melakukan analisis terhadap tujuan, kegiatan dan konten pembelajaran yang berpotensi mengembangakan kompetensi literasi, numerasi dan karakter

2.      Melakukan perencanaan pembelajaran kolaboratif berbasis pada murid yang diajar. Analisis capaian pembelajaran untuk menjadi tujuan bersama, atau setidaknya analisis beban tugas belajar murid

3.      Melakukan forum berbagi praktik baik pembelajaran berbasis kompetensi yang mengarah pada penguasaan kompetensi literasi, numerasi dan karakter.

7 tips untuk guru:

1.      Melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk memahami kompetensi awal murid terkait kompetensi literasi, numerasi dan karakter sebagai dasar untuk menyusun perencanaan pembelajaran (kemdikbud: diagnosis awal)

2.    Melakukan dan memperbanyak pelaksanaan asesmen formatif berbasis kompetensi literasi, numerasi dan karakter sebagai dasar untuk penyesuaian pembelajaran.

3.  Mengurangi jumlah tugas sekaligus meningkatkan kualitas tugas yang bisa berkontribusi pada peningkatan kompetensi  literasi, numerasi dan karakter.

4.      Bersiap utk melakukan pembelajaran merdeka belajar

5.      Menyusun RPP merdeka belajar rpp berdasar komptensi awal

6.      Menguasai pembelajaran inquiry

7.   Kalau guru menguasai pembelajaran saat itulah guru sedang  menyiapkan siswa utk menghadapi Asesmen Nasional.

Yang penting guru mengingat bahwa esensi dalam mengajar adalah peserta didik. Pendidikan memberi bekal untuk mengatasi persoalan kehidupan. Apa yang diberikan oleh pendidikan? Jawabannya adalah pendidikan memberikan kompetensi  kepada peserta didik agar bisa mengatasi persoalan kehidupan dan juga agar bisa survive dalam kehidupan. Perlu diingat juga bahwa  regulasi apapun dari pemerintah, sebagai guru kita harus percaya pada idealism kita sebagai pendidik. Lakukan apa yang kita bisa lakukan untuk membantu peserta didik.

Tidak perlu memanipulasi hasil Asesmen Nasional  karena dengan manipulasi hasil Asesmen Nasional sekolah tersebut akan rugi dan tidak akan mendapatkan manfaatnya. Sekolah tidak akan pernah melakukan perbaikan karena alat evaluasinya tidak dipakai dengan sebaik-baiknya. Jadi yang dilihat dari Asesmen Nasional adalah progress bukan hasil asesmennya.

Perlu komitmen yang tinggi  untuk memanfaatkan hasil asesmen tersebut  untuk  kemajuan sekolah. Jadi kita  perlu ingat bahwa kita  hanyalah bersaing dengan diri sendiri. Bertekad untuk terus memperbaiki kualitas guru dan juga kualitas satuan pendidikan. Tinggalkan cara-cara lama yang banyak membebani siswa karena tidak akan memberikan manfaat. Pakailah cara-cara baru yang memerdekakan peserta didik dalam belajar.

Jadi mari kita tegakkan kembali kehormatan kita sebagai guru dan sekolah. Kita ikuti dan laksanakan sebaik-baiknya Asesmen Nasional agar kita bisa memanfaatkannya sebagai alat evaluasi untuk ditindaklanjuti sebagai alat memperbaiki kualitas sekolah kita.

Sumber :

1.      Gustav Rizal, Jawahir, 2020. “Apa Itu Assesmen Nasional?” Kompas.com . https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/19/102600465/apa-itu-asesmen-nasional-?page=all. Diakses tanggal 10 November 2020

2.      pusmenjar.kemdikbud.go.id/AKM/

3.      https://www.youtube.com/watch?v=VH4tpYEtrFE&t=495s .

 

 

#100katabercerita #30hariAISEIbercerita

#AISEIWritingChallenge #warisanAISEI

#pendidikbercerita

#Day7NovAISEIWritingChallenge

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO