MINAT BACA

 

 


“Buku adalah jendela peradaban dan kunci perubahan dunia”

Kita semua setuju bahwa buku mempunyai peranan yang penting dalam kemajuan dunia. Buku bisa mentransfer berbagai macam ilmu sehingga akan membawa manusia pada peradaban yang lebih maju.

Sayangnya minat baca bangsa Indonesia masih sangat rendah terhadap buku. Menurut riset yang bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University  pada bulan Maret 2016, minat baca orang Indonesia  berada di posisi ke-60 dari 61 negara.  Posisi ini ada dibawah Thailand yang menempati posisi ke-59 dan di atas Bostwana  yang berada di posisi ke 61. Padahal penilaian infrastruktur untuk membaca , peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya dari 1000 orang di Indonesia  cuma 1 orang yang rajin membaca. Benar-benar memprihatinkan ya.

Sebuah PR kita bersama untuk diselesaikan.  Kemdikbud sudah melancarkan program Gerakan Literasi Nasional. Cikal gerakan ini adalah Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti . Koordinator Gerakan ini adalah Badan Bahasa dan Perbukuan. Fokus GLN adalah literasi dasar yang mencakup 6  aspek yaitu: literasi baca-tulis, numerasi, sains, finansial, digital dan budaya dan kewargaan. Gerakan ini mempunyai 3 turunan yaitu, Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Keluarga dan Gerakan Literasi Masyarakat.

Dimana peran kita? Sebagai Masyarakat Indonesia kita juga harus punya peran dalam gerakan ini. Misalnya dengan berbagi buku yang sudah kita baca ke Taman Bacaan Masyarakat. Aktif mensosialisasikan TBM.  

Kemudian sebagai pendidik kita mempunyai peranan yang sangat besar dalam menumbuh kembangkan minat baca ini. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan di sekolah. Di antaranya adalah menyukseskan gerakan 10 menit membaca sebelum belajar, gerakan pojok baca di kelas dan di sekolah. Bisa juga dengan dengan lomba membaca nyaring, lomba meresensi buku dan lain sebagainya.

Kemudian peran kita sebagai orang tua. Membaca buku merupakan salah satu kegiatan literasi yang perlu kita tanamkan sejak dini pada anak-anak. Sejak masih bayi bahkan. Apa yang bisa kita lakukan?

1.    Membacakan buku sebelum tidur kepada anak. Hal ini berlaku untuk bayi dan anak-anak yang belum bisa membaca. Ambil waktu sekitar 15-20 menit sebelum tidur. Kita bacakan buku yang berisi dongeng atau juga kisah-kisah Nabi dan Rasul. Bacakan saja meskipun mereka tidak mengerti. Konon hal ini juga akan berpengaruh pada penguasaan bahasa mereka. Kosa kata mereka akan menjadi kaya.

2.   Untuk anak-anak yang sudah bisa membaca, kita ajak membaca bersama-sama sebelum tidur. Bawa buku ke kamar dan membacalah bersama. Kalau masih terlalu kecil dampingi mereka membaca keras. Kalau hal ini dilakukan setiap hari, tentu saja akan membangun kebiasaan membaca yang akan mereka bawa sampai dewasa.

3.      Yang terakhir adalah teladan. Jangan lupa sebagai orang tua kita harus  memberi contoh kepada anak-anak bahwa kita juga rajin membaca. Jangan sekali-kali menyuruh anak untuk membaca sementara anda sendiri tak pernah terlihat memegang  buku untuk dibaca.  Secerewet apapun anda, segencar apapun anda menyuruh, tanpa contoh kemungkinan berhasil itu kecil. Ingat bahwa “Action speaks more than words”.

Salam literasi !

 

Sumber :

Devega,Evita, Oktober 2017, Masyarakat Indonesia Malas Baca tapi Cerewet di Medsos. www. Kominfo.go.id. Diakses 1 November 2020

Gerakan Literasi Nasional. id.m.wikipedia.org/wiki/. Diakses 1 November 2020

 

#100katabercerita #30hariAISEIbercerita

#AISEIWritingChallenge #warisanAISEI

#pendidikbercerita

#Day26
AISEIWritingChallenge

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO