MELANGLANG BUANA BERSAMA TAUFIK UEIKS


 

Sesi 19 Belajar Menulis Gelombang 16

Moderator       : Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd

Narasumber     : Bapak Taufk  Hidayat, S.E, S.Si,M.Si

Sesi 19 kelas menulis malam ini sangat menarik sekali. Kami  serasa dibawa melanglang buana. Menuju negeri-negeri yang indah, beribadah di masjid-masjid ternama di dunia, mengenal budaya, mengenal negara lain dan enggan rasanya dibawa pulang.

 

Profil

Malam ini kami bersama seorang narasumber hebat. Beliau adalah Bapak Taufik Hidayat, S.E, S.Si, M.Si. Beliau Lahir di Lampung pada tahun 1961. Beliau sudah merantau ke Jawa sejak sekolah menengah. Pendidikan terakhirnya adalah di Program Pasca Sarjana Kajian Timur Tengah dan Islam di Universitas Indonesia (sekarang Sekolah Kajian Strategis dan Global UI). Namun, karirnya didapat dari pendidikannya di Pendidikan dan Latihan Penerbangan di Curug, Tangerang (Sekarang bernama Politeknik Penerbangan Indonesia). Karirnya di dunia penerbangan membawanya keliling dunia ke hampir 70 negara dan menjadikannya seorang penulis juga.

 

Kisah Perjalanan

Penulis yang punya nama pena Taufik Uieks ini bercerita banyak tentang pengalaman menulis berdasarkan perjalanan yang sudah beliau tempuh. Seperti malam ini,  beliau membawa kami berjalan-jalan ke Meksiko,  menyusuri  jalan Avenue of the Dead di Teotihuacan,  melihat Piramide De La Luna, berbelanja, mengunjungi Plazas De Last Res Culturas atau lapangan 3 kebudayaan. Kemudian melihat reruntuhan kuil bangsa Aztec, gereja katolik Santiago De Tlatelolco, ke kompleks perumahan penduduk, dan perjalanan ke meksiko diakhiri dengan kunjungan ke gereja Basilica Our Lady of Guadelupe. Terbawa ceritanya, seolah-olah saya sedang mengikuti perjalanan Robert Langdon , tokoh utama buku The Davinci Code nya Dan Brown.

Selanjutnya beliau membawa kami  mengunjungi Masjid Niujie di Beijing. Sebuah masjid yang berumur lebih dari 1000 tahun.  Beliau mendengarkan  adzan yang merdu dan lebih sederhana dibandingkan dengan suara adzan di Negara kita. Adzan dengan ritual unik, dibawakan oleh 7 orang dalam posisi berbaris dan tidak menggunakan penggeras suara.

Beliau ini sungguh beruntung dan keren sekali. Beliau bisa mengunjungi masjid-masjid di dunia sampai ke tujuh benua. Beliau menceritakan hal ini dalam bukunya yang berjudul Jejak Langkah Menuju Baitullah jilid1-3. Buku ini merupakan catatan perjalananya selama 12 Tahun mengunjungi berbagai masjid. Buku-bukunya sampai sempat diulas Koran Kedaulatan Rakyat dan Republika.

Beliau juga bercerita mengenai tournya ke  Argentia. Kunjungannya sangat menarik karena beliau memilih mengunjungi makam Crementerio de la Recoleta, sebuah pemakaman paling terkenal di Buenos Aires. Di sana beliau tak lupa  mengunjungi makam first lady Argentina Evita Peron yang sangat dicintai rakyat yang terkenal dengan lagu Don’t Cry for me Argentina, yang menceritakan kisah tragis hidup Evita Peron.

Kunjungan ke makam juga pernah dilakukan beliau waktu di Taipei. Liu Zhang Li adalah pemakaman muslim di Chong De Street di Bukit-bukit  Liu Zhan Lie. Pemakaman yang sangat sepi sampai supir taxipun menolak mengantarkannya. Beliau diturunkan di jalan dan harus menyusuri jalan-jalan yang sepi menuju makam ini.

Selanjutnya kisah perjalanannya yang lain bisa dibaca di buku-bukunya yang lain. Mengembara ke masjid -masjid di pelosok dunia  diterbitkan Peniti Media tahun 2015, 1001 Masjid di 5 benua  penerbit Mizan 2016, Jejak langkah menuju Baitullah jilid 1-3. Tahun 2020, Tamasya ke Masa Depan Jilid 1-2 dan yang belum terbit kisahperjalanan beliau ke Brunei Darusalam sejak tahun 1997-2018. Sementara beliau mulai menulis sejak tahun 2004.

Kisah-kisah perjalanan beliau  sudah menjadi artikel di blog, majalah Intisari, Majalah Angkasa,dan juga  Majalah Colour Garuda.

 

Menulis Kisah Perjalanan Menjadi Artikel

Bagaimana beliau membuat perjalanannya jadi sebuah artikel? Pertama beliau mencari obyek yang menarik, mengamati obyek tersebut, membuat foto, melakukan wawancara atau diskusi, mencari informasi tambahan, mencari keunikan dari tempat tersebut, merangkumnya menjadi tulisan, memakai teknik berbeda-beda agar pembaca tidak bosan dan juga membuat judul yang bisa menarik pembaca.

Beliau menambahkan, ketika beliau mengunjungi sebuah tempat terutama di manca negara, beliau  merasa penting untuk mengetahui budaya, bahasa, kebiasaan dan sejarah tempat tersebut. Hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi penulisan bukunya. Seperti yang sudah ditulis diatas, biasanya beliau  bercerita berdasarkan foto yang ada . Dengan foto juga beliau menceritakan  kembali detail keadaan ruangan, bagaimana  arsitektur bangunan tersebut. Dan tak lupa memperhatikan siapa saja yang ada di tempat tersebut. Bagaimana suasana di sekitar tempat tersebut, misalnya  cuaca, sepi atau ramai dan lain-lain.

Ini contoh artikel beliau dimana kita bisa menceritakan pengalaman kita travelling dengan foto foto dan menuliskan nya untuk majalah agar bisa dinikmati banyak orang. 


 

Beliau menyarankan agar kita  memakai  bahasa yang sederhana , sinpel namun menarik. Kita juga harus bisa menciptakan  ciri  pada tulisan kita . Kita bisa memasukkan  sedikit  dialog atau percakapan dalam bahasa lokal, agar tulisan lebih menarik dan hidup.

 

Mengumpulkan Tulisan Menjadi Buku

Beliau menulis buku-bukunya dengan cara mengumpulkan artikel-artikel beliau yang mempunyai tema yang sama kemudian mengkompilasikannya. Misalnya mengenai perjalanan ke masjid masjid . satu artikel tentang masjid dari suatutempat dikumpulkan menjadi buku catatan perjalanan mengunjungi masjid.Kemudian digabung dengan perjalanan yang bertema masjid, sehingga menjadi sebuah buku.

Beliau bercerita sebenarnya  tidak pernah menyangka bahwa tulisan tulisannya akan menjadi sebuah buku. Beliau hanya suka travelling dan suka mampir ke masjid. memfoto suasananya, dan menulis artikel tentangnya. Memang tidak mudah mencari masjid diluar negeri. Ada yang sangat susah mencarinya yaitu ketika di Athena Yunani. Beliau menemukan  sebuah masjid rahasia di bawah tanah dan bahkan menjadi marbot. Ini artikelnya: https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5508ea28813311931cb1e273/menjadi-marbot-di-masjid-bawah-tanah-di-athena-lawatan-ke-masjid-masjid-di-mancanegara-10

https://en.minanews.net/taufik-uieks-masjid-wander-50-countries/

 

Kunci Keliling Dunia

Kunci beliau bisa keliling dunia adalah motivasi.  Dari kecil beliau mempunyai motivasi untuk menjadi lebih baik dan lebih maju dari sebelumnya. Hal itulah yang menghantarkannya menuju semua hal yang dicapainya sekarang.  Sejak kecil sampai tamat SMA belum pernah naik pesawat terbang. Tapi sejak SMA beliau suka menghafal peta buta dunia, menghafal negara bagian Amerika , Republik  Uni Soviet dengan harapan suatu saat bisa kesana. Tak disangka tahun 1989 beliau bisa ke Amerika dan tahun 2008 bisa ke Rusia walau Uni Soviet sudah tidak ada. Beliau bis a berkunjung negara Eks Soviet seperti Georgia, Latvia, Azerbaijan, Armenia, Belarus,  Latvia dll.  Semua berawal dari mimpi dan keinginan kerasnya.  Hal lain yang juga mendukung mimpinya adalah, sejak SMA beliau juga sangat mengagumi banyak penulis . Beliau banyak membaca tulisan Leo Tolstoy, Ernest Hemingway.  Untuk penulis Indonesia beliau suka membaca buku-buku  Pramoedya Ananta Toer. Dan mempunyai mimpi suatu saat bisa menulis buku. Mimpinya terwujud dan beliau mengingatkan bahwa menulis itu dimulai dengan membaca.

Silakan lihat dan baca tulisan-tulisan beliau yang menarik:

1.     Tentang misteri di teater di New York http://www.youtube.com/shorts/t4qw6nsNTIU

2.   Tentang masjid heydar Aliyev di  Baku Azerbaijan . Ini masjid yg imam nya ada dia untuk syia dan sunni. Azer Baijan negara syiah tapi sunni juga ada dan bebas. Mereka hidup rukun dan damai. https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5a40b82edd0fa828025c0293/begina-suasana-masjid-megah-nan-sepi-dengan-dua-imam-di-baku-azerbaijan.

3.     Tentang tulisan tentang bahasa https://www.kompasiana.com/taufikuieks/552950b96ea8341b568b45d0/cewek-matre-tidak-dapat-dibeli-dengan-dos-pesos-argentina.

Saya suka sekali kata-kata beliau yang mengatakan bahwa tujuan utama menulis adalah untuk kemanusiaan . Dengan menulis tempat tenpat di banyak negara kita bisa belajar bahwa manusia dimana saja sama. Ada yg baik dan buruk. Mata hati kita jadi lebih terbuka atas keberagaman manusia. Beliau juga mengatakan bahwa banyak hal yang berbeda di dunia. Namun yang berbeda itu juga bisa rukun-rukun saja, tak terjadi apa-apa.

Kita tidak akan sombong membanggakan bahwa negeri kita saja yg paling indah bahwa bangsa kita yg paling sopan, makanan kita yg paling enak . Tapi kita akan lebih terbuka mengenai perbedaan budaya, bahasa, seni dan lain-lain. Dan bahwa perbedaan itu ada untuk dihargai bukan untuk dijadikan alat perpecahan.

Di materi kedua beliau bercerita mengenai perjalanannya ke makam dan kuburan monumen mausoleum dan yang mengandung misteri. Kita bisa belajar dari apapun, bahkan dari kuburanpu kita bisa mempelajari sesuatu.

Seperti  kunjungan  beliau ke  Rwanda. Tepatnya ke Kigali. Disana beliau berkunjung ke  museum atau monumen korban genosida suku Tutsi dan Hutu. Dari tempat ini kita bisa belajar bahwa  suatu bangsa bisa dalam kondisi kacau karena ambisi politik sekelompok orang.  Akibatnya rakyat yang menjadi korban

Dalam jangka waktu 3 bulan, hampir 1 juta orang meninggal karena  peristiwa genosida di Rwanda. Sebabnya adalah politik. Baik suku Hutu dan Tutsi sebenar nya sama sama orang Rwanda. Keyakinan mereka sama. Mayoritas beragama  mas ramai. Bahasanya adalah Kinyarwanda. Namun bisa terjadi pembantaian. https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5519e38ba33311681cb65971/secangkir-kopi-untuk-perdamaian-dari-rwanda. Di kisah ini ternyata kopi bisa mendamaikan suku Tutsi dan Huti. Dari peristiwa ini harus dingat bahwa kita tidak boleh terpecah-pecah karena politik.

Tempat yang angker juga menarik untuk dijadikan tulisan. Beliau menyebutnya dengan travel misteri.  Waktu itu beliau berkunjung ke Le Buenos Aires. Kisahnya beliau tuliskan di : https://www.risalahmisteri.com/detail/524/gadis-bergaun-putih-dari-buenos-aires

Dalam buku travelling jangan hanya panduan perjalanan, tetapi juga harus ada sejarahnya, budaya, bahasa, makanan, keunikan, bumbu misteri kalau ada. Tambahkan itu semua agar tulisan kita lebih menarik.

Tidak semua orang sama. Tidak semua orang harus meniru gaya beliau dalam menulis.  Temukan  kelebihan diri kita masing masing. Jadilah diri sendiri. Carilah gaya menulis anda sendiri. Demikian pesan beliau.

Hidup adalah suatu perjalanan. Untuk  itu  kita harus selalu siap dengan kejutan kejutannya yang nikmat.  Yang penting adalah kita semua harus tetap optimis dalam keadaan sesulit apapun juga. Tetap beranilah bermimpi. Itulah yang akan menuntun kita dalam meraih keinginan kita. Dan kita semua pasti bisa: “Saya bisa, Bapak dan Ibu juga pasti bisa!” begitu beliau menyemangati kami.

Sungguh luar biasa, Bapak hebat yang open minded dan banyak mengajarkan tentang bagaimana menghargai orang yang berbeda. Mungkin begitulah orang yang sudah kemana-mana, pikirannya luas dan tidak picik dan penuh penghargaan pada perbedaan.

Terima kasih untuk ilmunya yang super luar biasa. Semoga saya  sebijak Bapak amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO