MEWUJUDKAN EKSPEKTASI MENJADI PRESTASI

 

SESI KE-17 BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Moderator    : Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd

Narasumber  : Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd

 



Cara kita menularkan hobi menulis  yang paling efektif adalah dengan bukti. Tunjukkan bahwa kita bisa berkarya, dan merekapun bisa seperti kita. tidak ada hal yang tidak bisa, dan tidak ada hal yang tidak mungkin.” (Jamila K. Baderan, M.Pd)

 

Tak terasa ternyata sudah pertemuan ke-17 sesi Belajar Menulis Gelombang 16. Saya takjub dengan diri saya sendiri bisa mencapai sesi ke-17.  Semoga semangat saya tidak patah di jalan, aamiin.

Tapi rasanya tak akan patah semangat saya, karena malam ini ada narasumber hebat lagi yang sudah siap mengisi kelas. Memang perlu diacungi jempol  komunitas menulis yang satu ini. Seminggu 3 kali menghadirkan mentor-mentor keren dan menginspirasi. Kalau kita mengikuti kelas, sesi demi sesi dengan baik, kita tak akan pernah ingin menyerah karena suntikan motivasi yang terus-menerus  dari narasumber setiap kali memberikan kuliah.

Narasumber hebat malam ini adalah  Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd. Bunda Mila  adalah seorang guru di SDN No.30 Kota Gorantalo, Provinsi Gorontalo. Beliau lahir di Sidodadi, 14 Juni 1978. Menikah dengan Bapak Amir Hamzah, S.P dan dikaruniai 3 orang putri dan 1 orang putra. Buku-buku yang beliau pernah tulis adalah: Buku karya tunggal: Kwartet Media Bermain dan Belajar (2018), Ekspektasi VS Realitas (2019). Buku karya bersama: Design Thinking Membangun Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar (2020). Silakan melihat profil lengkap beliau  di:  https://encikmila.blogspot.com/2020/11/profil.html

Beliau membuka kelas dengan menyapa kami semua dan juga Bu Aam. Beliau juga mendoakan Om Jay yang sudah beberapa hari ini tak bisa menjadi host karena sakit. Semoga Om Jay lekas sembuh aamiin. Malam ini beliau mengusung tema: Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi.

 

Ekspektasi dan Prestasi

Menurut Bunda Mila, sebagai seorang guru kita harus selalu melakukan pengembangan diri dan meningkatkan kompetensi. Salah satu caranya kita bisa bergabung dalam komunitas positif. Contohnya adalah komunitas menulis, komunitas literasi, dan lain-lain. Harapannya adalah kita bisa mencapai ekspektasi kita.  Dan siapa yang tahu kalau ekspektasi kita suatu saat akan menjadi prestasi .

Setiap orang hidup pasti memiliki ekspektasi  dalam hidupnya. Seperti kita  yang berharap dengan bergabung di group menulis ini kita bisa menghasilkan karya. Karya berupa jejak literasi sehingga dapat meninggalkan legacy. Dapat meninggalkan jejak sehingga kita dapat dikenang meskipun kita sudah tak bernyawa.

Memang terkadang ekspektasi tidak seindah realita. Namun hal ini malah menjadi sebuah inspirasi bagi Bunda Mila. Bukunya yang kedua tentang Ekspektasi tak seindah kenyataan,  diterbitkan pada tahun 2019.

 

Mengatasi Hambatan

Seperti saya, sebagai penulis pemula saya juga berharap bisa menerbitkan buku saya sendiri. Saya berharap saya bisa menerbitkan buku saya dengan mudah. Saya bisa merangkai kata sehingga sampai menjadi sebuah buku tanpa hambatan. Namun kenyataannya banyak hambatan yang harus saya lalui. Jangankanmenerbitkan buku, merangkai kata saja kadang sulit buat saya.  

Ternyata hal tersebut adalah hal yang biasa untuk penulis pemula, sebagai seorang yang punya harapan bisa menerbitkan buku, tentu saja kita  berharap kita dapat merangkai kata dengan mudah sehingga menjadi sebuah buku. Namun pada kenyataannya, harapan kita kadang terlalu tinggi sementara kita masih berhadapan dengan hal-hal sebagai berikut:

1.      Bagaimana memulai sebuah tulisan?

2.      Apa ide/topik yang harus kita tulis?

3.      Apakah tulisan saya menarik?, dan lain-lain

Lalu bagaimana mengatasi sejumah masalah  diatas? Bunda Mila menyarankan sebagai penulis pemula kita harus bisa berjuang agar semua hambatan dalam menulis, baik dari dalam diri kita sendiri maupun yang datang dari luar, bisa kita atasi. Memang tidak semudah membalikan tangan kita. Tapi kita pasti bisa asalkan kita mau berusaha dengan keras.

Tantangan terbesar dalam menulis menurut Bunda Mila sebenarnya datang dari diri kita sendiri. Apakah itu?  mood dan kemauan alias niat. Jadi apa yang harus kita lakukan? Ada 2 hal penting yang perlu dirubah yaitu mindset dan passion kita.  Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Sementara passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan.Kedua hal ini sangat penting. Kalau kedua hal itu bisa kita atasi maka tantangan terbesar akan mudah kita atasi dan itu akan membuat kita lancar menulis. Masalah Passion dan mindset ini bisa kita baca lebih lanjut di buku ketiga beliau yang bekerjasama dengan Prof. Eko Indrajit. 

 

Mewujudkan Ekspektasi

Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa untuk mewujudkan ekspektasi kita harus membangun tekad dan keyakinan yang kuat agar tujuan kita tercapai. Kemudian berani mengambil langkah yang dianggap orang tidak mungkin. Dan yang terakhir adalah tetap konsisten terhadap tujuan. Pantang mundur jika kaki jika sudah melangkah. Begitu beliau menyampaikan.

Begitu juga saat beliau menerima tantangan Prof. Eko untuk menulis buku dalam seminggu, ada sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikirannya. Banyak pikiran negatif membayangi, namun berkat keberanian, niat, tekad baja, serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasi beliau berubah menjadi sebuah prestasi. Saat Pak Joko mengumumkan bahwa tulisan beliau lolos tanpa revisi, beliau seolah tak percaya. Tidak pernah menyangka bahwa tulisan yang menurut penilaian pribadi hanyalah tulisan biasa saja ternyata dipanadang orang lain luar biasa.

Dari pengalaman tersebut beliau  belajar beberapa hal dalam menulis:

1.      Tulislah apa yang ingin kita tulis.

2.      Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan.

3.      Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan

4.      Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing.

5.      Menulis jangan terlalu lama.

6.      Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karna yang akan menilai adalah pembaca

Pertama kali mencoba menulis kendala awal adalah bingung mencari ide. Untuk mengatasinya,tulis saja hal-hal yang ada di sekitar kita. Boleh juga menulis tentang hobi kita, kegiatan sehari-hari, atau juga tingkah polah anak-anak kita.

Tulis saja apa yang melintas di kepala kita, jangan pedulikan tata bahasa, ejaan dan lain-lain. Kalau punya ide segera tuliskan dimana saja. Bisa di gawai, di buku, di laptop atau dimana saja yang penting jangan sampai idenya hilang.

Bagaimana jika kita tidak mempunyai hobi menulis? Kita mengikuti komunitas menulis hanya karena iseng dan ikut-ikutan. Pastilah sangat sulit untuk memenuhi ekspektasi bisa menulis buku dan berhasil. Bunda Mila menyebutkan bahwa tidak masalah kita tidak punya hobi, yang penting kita mau terus melatih kemampuan menulis kita. Karena dengan berlatih terus kita akan menjadi terampil dan pasti kita akan bisa menulis. Jangan khawatirkan hal-hal seperti itu.

Ada juga orang yang menulis tapi bergantung mood. Tapi itu semua tidak masalah yang penting kita bisa membulatkan tekad dan niat untuk terus mewujudkan ekspektasi kita menjadi realita. Teruslah berjuang untuk melawan tantangan sampai mencapai tujuan.

 

Menulis Tuntas

Beliau punya satu rahasia dalam menulis, yakni kata TUNTAS. Menurut beliau kita harus menulis dengan tuntas tanpa menengok ke belakang lagi. Terus menulis sampai selesai. Kalau kita menengok ke belakang maka yang kita dapati adalah rasa ragu dengan tulisan kita. Kemudian mengedit dan mengedit lagi sampai tulisan kita tidak jadi-jadi.

Selain kata tuntas, untuk memperlancar menulis, Bunda Mila memberikan saran kepada kita untuk terus membaca juga. Karena membaca dan menulis merupakan 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. Semakin kita sering meembaca maka menulis akan semakin mudah bagi kita. 

 

Kesimpulan

Beliau menutup kuliah malam ini dengan kesimpulan:  “Menulis merupakan suatu tantangan antara harapan dan kenyataan. Ekspektasi dalam menulis harus terus kita perjuangkan dengan niat, tekad, nekad dan konsisten. Realitas berupa prestasi adalah buah dari perjuangan. Maka berjuanglah menuntaskan karyamu, agar jejak yang ditinggal bermanfaat bagi generasi setelah kita.

Sepertinya yang disampaikan Bunda Mila sangat cocok dengan apa yang saya rasakan sebagai penulis pemula. Terima kasih banyak Bunda untuk ilmu dan pencerahannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL REMPAH-REMPAH

PEMANDANGAN DARI ATAS JEMBATAN BP2IP

BELAJAR ICE BREAKING DARI KAK KUSUMO